Ketika Anak Jadi Pemalu

07 Juni 2009

Perkembangan emosional anak seringkali membuat para orang tua bingung. Tak jarang yang menyikapinya secara ekspresif dan keras. Bahkan orang tua sering merasa was-was atau khawatir terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada anak. Termasuk ketika anak berubah menjadi pemalu.

Perasaan malu pada anak mulai muncul saat usia satu tahun. Pada saat itu rasa malu timbul karena anak sudah mulai bisa membedakan antara orang-orang yang sudah dikenalnya dengan orang-orang yang dianggapnya asing. Namun perasaan malu ini tidak muncul tiba-tiba, melainkan karena temperamen anak sejak lahir maupun karena pengaruh perlakuan orang tua terhadap anak.

Ada beberapa jenis perlakuan orang tua yang membuat anak menjadi pemalu. Diantaranya harapan yang terlalu tinggi dari orang tua terhadap anak. Para orang tua biasanya mengharapkan anaknya menjadi seseorang yang ‘lebih unggul’. Baik menyangkut kepintarannya, kecerdasan, ekspresi, kelucuan, maupun perkembangan fisiknya. Namun harapan orang tua ini justru bisa berbalik menjadi tekanan bagi anak ketika berlebihan.

Begitu juga dengan sikap berlebihan dalam melindungi anaknya juga dapat menimbulkan perasaan malu pada anak. Orang tua yang terlalu protektif, banyak memberikan larangan, maupun berbagai pembatasan justru akan membuat anak menjadi takut untuk berbuat dan malu terhadap orang-orang di sekitarnya.

Dalam mendidik anak, orang tua biasanya terjebak pada berbagai ketakutan maupun kejengkelan menghadapi perkembangan kejiwaan anak. Larangan maupun pembatasan dari orang tua merupakan cermin ketakutan orang tua apabila anak-anaknya yang ingin bermain akan menjadi kotor, terkena penyakit, jatuh, atau ketakutan lainnya. Sementara pada sisi lain, ketika anak menunjukkan kebandelan dan kebebasan dalam ekspresinya seringkali ditangkap sebagai beban yang menjengkelkan orang tua sehingga perlu dibatasi.

Sedangkan faktor lainnya yang mempengaruhi anak menjadi pemalu adalah adanya persaingan antar saudara atau teman sebaya. Seorang anak yang aktif akan mudah bergaul, periang, dan gampang menarik perhatian. Sedangkan anak yang pasif cenderung menarik diri karena kurang mendapat tanggapan dari anak-anak yang lain. Kondisi ini akan semakin membuat anak menjadi pemalu dan tertekan.

Menghadapi anak-anak seperti ini, orang tua perlu melepaskan ambisinya dalam mendidik anak. Justru pada masa-masa 1 hingga 3 tahun ini, orang tua perlu memberikan kebebasan kepada anak untuk merasakan apa yang diinginkannya. Keleluasaan dalam berekspresi ini justru akan mengembangkan kejiwaan anak menjadi seseorang yang aktif. Sehingga anak tidak akan menjadi malu atau takut terhadap lingkungannya. (*)



0 komentar:

Posting Komentar